Bagaimana sih cara menentukan awal Bulan Ramadhan?, Simak caranya

Bagaimana sih cara menentukan awal Bulan Ramadhan?

Nov 5, 2023 - 20:04
 0  10
Bagaimana sih cara menentukan awal Bulan Ramadhan?, Simak caranya

JAMBI KINI - Jelas Kabarnyo

Dalam penentuan awal masuknya bulan Ramadhan terdapat sejumlah perbedaan pendapat dari para ulama, ilmuwan, pakar hisab-rukyat, dan berbagai organisasi yang ada di Indonesia. Untuk itu, Kemenag mengadakan sidang isbat untuk menyatukan pendapat tersebut.

Perbedaan pendapat itu berdasar pada metode penetapan yang berbeda-beda. Berikut ini dua metode penetapan awal Ramadhan yang paling banyak digunakan:

1. Metode Rukyat
Metode ini disebut juga dengan metode observasi/mengamati hilal atau istikmal. Mayoritas Ulama dari mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan hanbali menyatakan awal bulan Ramadhan hanya bisa ditetapkan dengan metode Rukyat.

Metode ini menyempurnakan bulan Sya'ban menjadi 30 hari. Mereka berpegang pada firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 185 berikut ini:

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

"Maka barangsiapa di antara kalian menyaksikan bulan maka hendaklah ia berpuasa (pada) nya."

Selain itu, para ulama juga berpedoman hadits yang Rasulullah SAW sebagai berikut:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ

"Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihatnya. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka sempurnakanlah bilangan Sya'ban menjadi tiga puluh hari." (HR. Bukhari, hadits no. 1776).

Berdasarkan ayat dan hadits tersebut, disimpulkan bahwa kewajiban berpuasa hanya bisa ditetapkan dengan melihat hilal atau menyempurnakan bulan Sya'ban menjadi tiga puluh hari.

2. Metode Hisab
Beberapa ulama seperti Ibnu Suraij, Taqiyyuddin al-Subki, Mutharrif bin Abdullah dan Muhammad bin Muqatil mengatakan awal puasa dapat ditetapkan menggunakan metode ini. Metode Hisab merupakan perhitungan untuk menentukan posisi hilal.

Pernyataan ulama itu didasarkan pada firman Allah SWT dalam surah Yunus ayat 5 sebagai berikut:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu)."

Ayat di atas menerangkan bahwa tujuan diciptakannya sinar matahari dan cahaya bulan serta penetapan tempat orbit keduanya dilakukan agar manusia mengetahui bilangan tahun dan perhitungan Waktu. Dengan kata lain, Allah SWT mensyariatkan kepada manusia untuk menggunakan hisab dalam menentukan awal dan akhir bulan dalam kalender Hijriyah.

Selain pada firman Allah, para ulama tersebut juga berpedoman pada sabda Rasulullah di bawah ini:

إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

"Jika kalian melihat hilal (hilal Ramadhan) maka berpuasalah, dan jika kalian melihatnya (hilal Syawal) maka berbukalah. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka perkirakanlah ia."

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

JAMBI KINI JAMBI KINI adalah platfrom berita yang berada di Jambi. Platfrom berita ini memberikan informasi terkini dan pasti No HOAX, berita yang diberikan untuk Jambi dan Nasional.